PEDULI ANAK BANGSA (ANAK PUTUS SEKOLAH)

Profil dan Anda Peduli

Organisasi ini berdiri untuk menanggulangi dan ingin menyuarakan kepada masyarakat tentang pendidikan salah satunya ingin mencegah terjadinya anak putus sekolah yang semakin tahun semakin meningkat . Kami mensoasialisasikan kepada masyarakat bahwa masyarakat bisa peduli dalam kegiatan sosial kami yaitu Peduli Anak Bangsa . Organisasi ini berdiri atas rekomendasi teman-teman kami yaitu :

  1. Ni Luh Kartika Dewi,
  2. Gede Yossy Septiadi
  3. Luh Lira Mulia Oktantia
  4. Ida Bagus Gede Nanda Wiguna
  5. Putu Yeri Purnawan
  6. I Gusti Bagus Hari Sastrawan

Anda bisa menyumbangkan sedikit apa yang anda punya kepada organisasi kami melalui Forum kami dan kami akan menanggapi untuk selanjutnya .

Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Undang – Undang nomor 4 tahun 1979, anak terlantar diartikan sebagai anak yang
orang tuanya karena suatu sebab, tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sehingga anak menjadi terlantar.

Menurut Undang – Undang nomor 23 tahun 2002 bahwa anak terlantar yakni anak yang kebutuhannya tidak terpenuhi secara wajar, baik kebutuhan fisik, mental, spiritual maupun sosial.

Menurut Departemen Pendidikan di Amerika Serikat (MC Millen Kaufman, danWhitener, 1996) mendefinisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak dapat menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang tidak tamat menyelesaikan program belajarnya.

Adapun dampak yang akan di dapat dari anak yang putus sekolah :

  1. Wawasan/ilmu pengesahuan yang dimiliki oleh anak sangat minim
  2. Masa depan anak tidak jelas
  3. Ini juga bisa menyebabkan banyaknya pengangguran di masa mendatang
  4. Di masa mendatang anak ini cenderung berpikiran lebih mentingkan adat/budaya daripada pendidikan, seperti halnya orang tuanya.

Dari faktor-faktor permasalahan di atas, yang dapat kami lakukan untuk meminimalisir anak putus sekolah adalah sebagai berikut :

  • Kami melakukan observasi atau penelitian di suatu daerah terpencil atau pelosok, mendata siswa/siswi mana saja yang mengalami putus sekolah.
  • Memberikan sosialisasi dan motivasi kepada anak yang putus sekolah, terutama pada anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi dan juga karena faktor keluarga.
  • Kemudian kita melakukan penggalian dana untuk membangun sekolah terbuka.
  • Kemudian mencari pendidik yang mau mendidik anak-anak yang putus sekolah.

Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah :

1. Latar belakang pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua yang hanya tamat sekolah dasar apalagi tidak tamat sekolah dasar, hal ini sangat berpengaruh terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan anaknya, dan cara pandangan orang tua tentu tidak sejauh dan seluas orang tua yang berpendidikan lebih tinggi.

2. Kurangnya minat anak untuk sekolah

Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuan namun karena sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik terhadap perkembangan pendidikan anak, sehingga minat anak untuk bersekolah kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya, adapun yang menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah adalah: anak kurang mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikannya, juga karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang.

3. Lemahnya ekonomi keluarga

Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan sehari-hari misalnya anak membantu orang tua ke
sawah, karena di anggap meringankan beban orang tua anak di ajak ikut orang tua ke tempat kerja yang jauh dan meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama.

4. Kondisi lingkungan tempat tinggal anak

Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kegiatan dan proses belajar/pendidikan. Oleh sebab itu seyogyanya lingkungan tempat tinggal anak atau lingkungan masyarakat ini dapat berperan dan ikut serta di dalam membina kepribadian anak-anak kearah yang lebih positif.

5. Pandangan masyrakat terhadap pendidkan

Pandangan masyarakat yang maju tentu berbeda dengan masyarakat yang keterbelakangan dan tradisional, masyarakat yang maju tentu pendidikan mereka maju pula, demikian pula anak-anak mereka akan menjadi bertambah maju pula pendidikannya dibanding dengan orang tua mereka. Maju mundurnya suatu
masyarakat, bangsa dan negara juga ditentukan dengan maju mundurnya pendidikan yang dilaksanakan. Pada umumnya masyarakat yang terbelakang atau dengan kata lain masyarakat tradisional mereka kurang memahami arti pentingnya pendidikan, sehingga kebanyakan anak-nakan mereka tidak sekolah dan kalau sekolah kebanyakan putus di tengah jalan.